Etnosentrisme Yang Berujung Dengan Pertentangan Sosial

Hasil gambar untuk ethnocentrism"
ARTIKEL UNTUK ILMU SOSIAL DASAR
Etnosentrisme adalah istilah dalam ilmu sosiologi untuk menggambarkan perilaku menilai suatu kebudayaan atas dasar penilaian atau standar budaya sendiri. Menurut Coleman dan Cressey pada tahun 1984, etnosentrisme adalah seseorang yang berasal dari suatu kelompok etnis tertentu yang cenderung melihat budaya mereka sebagai yang terbaik dibandingkan dengan kebudayaan yang lain. Singkatnya, perilaku etnosentrisme adalah perilaku dimana menganggap budaya mereka lebih superior atau lebih baik daripada budaya lain.

Perilaku etnosentrisme selalu dikaitkan dengan prejudice atau prasangka. Para ilmuwan sosial mengkonsepkan bahwa prasangka dibangun oleh sikap-sikap negatif yang sering tumpang tindih dengan etnosentrisme. Banyak ilmuwan sosial yang mengatakan bahwa segala jenis prasangka adalah tidak akurat dan tidak dapat dibenarkan. Menurut Allport(1954), prasangka sering dikaitkan dengan sikap negatif akibat generalisasi yang tidak akurat kepada suatu kelompok atau anggota kelompok tertentu.  

Etnosentrisme dan prasangka biasanya mengarah kepada pertentangan sosial. Pertentangan sosial yang disebabkan oleh etnosentrisme bisa menjalar dari sesuatu hal yang sepele menjadi suatu konflik sosial. Seperti halnya kasus yang baru-baru ini terjadi di Surabaya, kasus rasisme yang terjadi pada mahasiswa Papua di Surabaya berujung pada kericuhan yang terjadi di Manokwari, Papua. Hal itu terjadi karena prasangka terhadap mahasiswa Papua yang dituduh membuang bendera pusaka ke saluran got dan mengakibatkan kepada sikap rasisme.

Hal-hal tersebut bisa diatasi apabila masyarakat menghilangkan sikap prasangka dan etnosentrisme kepada anggota masyarakat yang lainnya. Warga Indonesia haruslah terintegrasi dan selalu menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu. Hal yang difokuskan pada Bhinneka Tunggal Ika bukanlah Bhinneka atau berbeda-beda nya, tetapi yang difokuskan pada Tunggal atau satu kesatuan. Dengan menjauhkan sikap etnosentrisme dan prasangka akan membuat Indonesia menjadi terintegrasi dimana masyarakatnya tidak merasa lebih baik dibandingkan dengan yang lainnya.

Referensi:

 



Komentar