ARTIKEL
UNTUK ILMU SOSIAL DASAR
Agama pada dasarnya adalah untuk
mengatur manusia dalam menjalani kehidupan. Tetapi konflik yang disebabkan oleh
penganut agama sudah berlangsung sejak lama. Pada dekade yang lalu terlihat
sebuah peningkatan tajam dalam ketegangan antar agama dan kekerasan antar umat
beragama. Menurut Pew, pada tahun 2018, lebih dari seperempat negara di dunia
merasakan insiden permusuhan yang tinggi yang termotivasi dari rasa benci
terhadap agama, kekerasan yang dilakukan umat beragama ,dan terorisme
mengatasnamakan agama.
Terdapat aspek-aspek tertentu dalam
agama yang membuat para penganut nya menjadi berseteru antar satu dengan yang
lain. Semua agama memiliki dogma yang dimana para penganut nya harus ikuti. Hal
ini bisa menyebabkan intoleransi kepada suatu kepercayaan yang lain. Banyak
yang berdebat bagaimana agama nya yang benar dan yang lain salah. Dan di waktu
bersamaan, dogma dan naskah keagamaan seringkali samar-samar dalam membahas
sesuatu sehingga terbuka untuk interpretasi. Karenanya, konflik bisa mencuat
akibat menganggap interpretasi nya yang paling benar. Sehingga, biasanya
pemenang dari konflik tersebut adalah yang interpretasinya yang mempunyai
banyak pengikut.
Pada hakikatnya di setiap
masyarakat heterogen, perbedaan agama menjadi sumber potensi konflik. Karena
setiap orang terkadang tidak tahu menahu dengan kepercayaan lain. Dan selain
itu, potretan media terhadap konflik keagamaan cenderung untuk membingungkan
dibanding untuk memberi tahu kebenarannya. Sehingga bukannya membuat konflik
menjadi reda malah membuat situasi semakin parah.
Solusi untuk mencegah konflik
keagamaan adalah menambah kesadaran bahwa agama ada bukan untuk mempecah belah,
melainkan untuk mendamaikan dan mempersatukan manusia. Penganut agama harus
melawan ketidaktahuan antar agama untuk mencegah percikan-percikan yang
disebabkan ketidaktahuan. Dialog antar agama bisa menjadi salah satu solusi
agar kita bisa bertoleransi dengan agama lain. Mengetahui tentang agama lain
bukan berarti kita pindah ke agama tersebut, tetapi bisa lebih mengerti
terhadap sesama dan terhadap kepercayaan atau agama lain.
Referensi:
Komentar
Posting Komentar